Tari, iya kesenian yang satu ini sudah tidak begitu banyak yang meminati. Namun tidak untuk di Desa Karangtalun. Udara segar di hari Minggu pagi membuat semangat anak – anak dari usia dini sampai dewasa serta terdengar lantunan gamelan mengiringi gerak tari di Sanggar Tari Balai Desa. sanggar Tari ini diberi nama “Onderan”. Onderan awalnya merupakan suatu komunitas para pecinta seni sebagai wadah berekspresi dan berapresiasi. Terbentuknya Sanggar Tari Onderan ini adalah demi menciptakan masyarakat sadar gerak, dalam artian meningkatkan kecerdasan kinestetik masyarakat sejak dini. Nama Onderan sendiri adalah nama tempat awal terciptanya yang kemudia diadobsi menjadi nama komunitas/ sanggar. Di desa Karangtalun, terdapat sebuah rumah yang dulunya merupakan pusat/ kantor kecamatan zaman Belanda (pada zaman tsb disebut Onderan), di rumah tersebutlah sebagai cikal bakal terbentuknya Sanggar Tari Onderan. Onderan diharapkan menjadi pusat, cikal bakal, dan pijakan warga masyarakat khususnya untuk para pemuda untuk berekspresi dan berekspresi. Karena Onderan memiliki moto, “Seni itu adalah kita, kita adalah seni itu sendiri.”

Kegiatan seni tari ini di ajarkan oleh pemuda – pemuda berbakat di Desa Karangtalun, diantaranya :

1. Paringga diptyangesti
2. Luluk lumintu wilujeng
3. Inayatul masfiah
4. Desyamitasari Kurniawan
5. Kristina retno palupi
6. Dinar septiyaning putri
7. Resti

Kegiatan ini sangat didukung oleh Bapak Kepala Desa Karangtalun yaitu Bapak Drs. AGUS IMAM WIJAYANTO, M.Si serta berbagai pihak yang ikut mendukung adanya kegiatan ini. (editor: mas_AW)

 

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?