Tiwul adalah makanan pengganti nasi putih yang terbuat dari singkong. Makanan ini diidentikkan dengan makanan orang susah karena sejarahnya. Zaman dulu, sebagian penduduk Indonesia -khususnya penduduk pulau jawa- menggunakan tiwul sebagai makanan pokok saat harga beras sedang mahal atau ketika sawah mengalami kekeringan. Nasi tiwul kemudian ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat karena keberadaan nasi putih yang tidak sulit lagi.
Beberapa tahun terakhir ini kuliner yang unik banyak diburu, tiwul pun juga tak mau ketinggalan. Rasanya yang khas mampu membuat orang penasaran dengan tiwul. Selain itu, tiwul dapat dikonsumsi dalam berbagai sajian. Bisa dihidangkan dengan parutan kelapa dan gula merah. Bisa juga dikonsumsi dengan lauk pauk. Hal ini kemudian dilihat sebagian orang sebagai peluang bisnis dan lahirlah tiwul instan.
Tiwul sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup sebagai bahan makanan pengganti beras. Makanan berbahan dasar ketela kering (gaplek) yang dihaluskan ini sekarang tak hanya dekat dengan orang jawa. Dengan kreatifitas yang terus berkembang, rasa unik tiwul dapat dinikmati siapa saja dengan mudah.
Pemerintah Desa Karangtalun membuat kegiatan Pameran UMKMĀ ekonomi kreatif pada bulan Agustus 2017. Kegiatan ini diikuti 36 RT yang mana disetiap RT memamerkan produk – produk unggulan yang ada di lingkungan wilayah RT tersebut. (editor: mas_AW)